Laman

Jumat, 28 September 2012

KESIAPAN FERIFIKASI PBB MENUNJU SUKSES PEMILU 2014



Ole: Drs. Musin MK MSc. (Ketua MPW PBB Jawa Barat)

       DPW PBB Jawa Barat tetap serius menuntaskan tugas penyelesaian berkas untuk ferivikasi antara lain yang datanya masih kurang, yang diharapkan sebelum batas akhir pendaftaran sudah selesai untuk disetorkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Siang dan malam terus dikerjakan oleh staf dan pimpinan wilayah agar apa yang diharapkan tersebut dapat terwujud, walau dukungan dana, termasuk dari DPP sendiri sedemikian minimal. Namun kendala yang konvensiaional ini, dana ya dana, tetap saja tidak mengurangi semangat perjuangan dan berpartai, agar PBB khususnya di Jawa Barat bisa lolos dalam ferivikasi factual yang akan dilaksanakan oleh KPUD.
       Meskipun seluruh aktifitas dan kekuatan telah dicurahkan guna mensukseskan ferivikasi ini, namun para kader dan pimpinan PBB tetap perlu mencermati berbagai kemungkinan penghambatan PBB agar tidak lolos dalam Pemilu 2014 yang akan datang. Sebab dengan adanya kecenderungan dari Pemerintah dan KPU untuk membatasi jumlah Parpol perseta Pemilu 2014 ini hanya 17 saja, seperti isu yang berkembang akhir akhir ini, menunjukkan salah satu hambatan yang jauh jauh hari harus diantisipasi.
Sikap Partai Pesaing
       Belum lagi dengan sikap “partai Islam” lain yang dengan alasan masing masing berusaha untuk menjadikan partai mereka saja yang akan mewakili ummat Islam dalam Pemilu 2014, sehingga perlu mengurangi saingan, apalagi PBB telah dikenal secara luas sebagai partai ideologis penerus Masyumi, yang tetap bercita cita menjadikan syari’at Islam sebagai sumber hukum di negeri Indonesia ini.
     Partai partai sekuler pun tentu tidak senang pula dengan kehadiran PBB dalam Pemilu 2014, karena akan mendapatkan lawan yang tangguh dalam percaturan politik di Indonesia mengingat pengalaman masuknya partai Islam modern ini dalam Parlemen pada Pemilu 1999 dan 2004. Namun mereka akhirnya rugi sendiri dengan tiada keadiran PBB dalam parlemen, yang bagi PBB memberikan hikmah yang besar karena tidak terlibat dengan gonjang ganjing korupsi anggota DPR dan memiliki produk undang undang yang lemah sehingga dapat digugat di Makamah Konstitusi (MK), bahkan oleh orang PBB, Prof Yusril Ihza Mahendra, Ketua Majlis Syuro yang kerap menggugurkan produk Undang Undang buatan legislatif yang anggotanya dipandang lebih rendah kualitasnya dari pada hasil hasil Pemilu sebelumnya.
      Jika sesama partai Islam menginginkan agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi, maka bukan
saja dapat mengurangi saingannya, melainkan juga secara historis mereka merasa senang dan gembira, karena partai yang bersimbol kiblat  akan terwujud harapannya menjadikan partainya rumah besar ummat Islam. Sedangkan partai yang simbolnya bulan kembar setelah Pemilu 1999 memang sudah berusaha menjadikan PBB tidak lolos dan semakin kecil dengan berbagai propaganda politik melalui para kader dan pimpinannya, jika perlu dilakukan dengan cara cara yang tidak etis dan Islami.
      Apalagi partai sekuler yang melihat profile Yusril Ihza Mahendra sebagai tokoh nasional yang tiada tandingannya, cerdas dan berani, dan itu sudah dibuktikan dalam berbagai kasus, mereka ketakutan jika jago jagonya kalah dalam Pilpres 2014, karena mempunyai pesaing yang berat juga cenderung agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi.
Perkuat barisan dan kekuatan
      Menghadapi berbagai tantangan dan rintangan seperti itu tentu para kader dan pimpinan PBB harus semakin memperkuat barisan, ukhuwah, persatuan dan kesatuan, bukan mengadakan perpecahan, sesuai dengan firman Alla Subanau Wa Ta’a yang menegaskan: “Dan berpegang tegula kamu kepada tali Alla dan jangan berpeca bela”. (QS. Ali Imran, 3:103).
     Atas dasar ini sudah seharusnya semua kader dan pimpinan PBB focus bagaimana mensukseskan ferivikasi agar bias lolos sebagai perserta Pemilu 2012, dan berusaha memberikan jawaban dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dengan cerdas, intelektuasl, santun dan penuh keberanian.
       Bukanka Nabi Muammad sallallahu ‘alaihi wassalam telah memberikan contoh dan teladan tentang bagaimana menghadapi hambatan dan rintangan dalam da’wah dan perjuangannya, yang benar benar dia hadapi dengan cerdas, intelektual, santun dan penuh keberanian, karena yang diperjuangkan adalah kebenaran dan tegaknya agama Allah di muka bumi ini? Dia berani bicara secara langsung, dengan kecerdasan, keintelektualan, kesantunan dan keberanian kepada orang dan pemimpin Kafir Quraisy dalam menjelaskan da’wah dan perjuangannya, diterima atau ditolaknya, bakan dia berani menghadapi resiko apapun yang akan dialaminya dalam da’wah dan perjuangannya tersebut.
     Karena itula kita sebagai pengikut Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wassalam juga harus memiliki jiwa dan semangat sebagaimana beliau, apalagi dalam menghadapi partai partai secular, sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang orang yang bersamanya adalah tegas terhadap orang orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama (mu’min)…”.
       Tantangan dan rintangan tentu datang bukan hanya dari luar saja, melainkan juga bias muncul dari dalam tubuh PBB sendiri, yang tidak mustahil justru lebih berat. Lawan politik dari luar sudah jelas, apakah partai secular, terbuka atau partai yang sama sama mengaku Islam tapi tidak senang jika ada pesaing, dan kita dapat menghadapinya dengan jelas dan terukur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bisa melalui jalur hukum dan konstitusional.  Namun menghadapi musuh dalam selimut jauh lebih berat, karena ada di dalam tubuh partai itu sendiri, yang akan menjadi duri dalam daging dan kerikil yang dapat menyebabkan kendaraan partai tergelincir. Karena itu usaha untuk memecah belah internal partai perlu lebih diwaspadai, karena ada saja dalam tubuh partai manapun yang dinamakqan “pecundang dan penghianat” yang hanya mementingkan hawa nafsu dan egosime dirinya sendiri, tanpa melihat kepentingan dan perjuangan secara keseluruan.
Tetap Focus pada tugas
        Oleh karena itu guna mengantisipasi masalah internal semacam ini para kader dan pimpinan partai harus selalu memperkuat diri dengan senantiasa melakukan kerja sama dan kekompakan dalam melaksanakan tugasnya, tidak saling curiga dan menjatuhkan satu sama lain, saling mengingatkan dan meluruskan, saling tegor sapa dan berusaha untuk saling memaafkan jiga ada kesalahan dan kekurangan.
       Jika tingkat kesalahannya masih kecil harus segera diselesaikan secara baik baik, namun jika kesalahannya sudah besar, apalagi sudah merusak citra partai di dalam dan di luar, maka harus diambil langkah langkah tegas dan cerdas, antara lain untuk mendudukkannya secara hukum dan sesuai dengan konsitutisi partai. Disini peran Badan Kehormatan Partai (BKP) Partai sedemikian penting dalam menyelesaikan kasus internal partai, dan bagi Pimpinan DPW PBB  harus berusaha meredam timbulnya gejolak internal partai yang lebih luas, yakni perlunya ketegasan dan keberanian dalam mengambil keputusan untuk menyelamatkan kapal partai agar tidak karam di tengah jalan.
       Akhirnya marilah kita sebagai kader dan pimpinan PBB tetap focus pada tugas tugas dalam menghadapi ferivikasi oleh KPU dan KPUD dan tidak sampai terpancing dengan berbagai usaha pihak pihak yang menghendaki PBB tidak lolos dalam Pemilu 2014. Hendaknya do’a selalu kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar PBB lolos sebagai Peserta Pemilu 2014 yang akan datang.(11 Dzulqaidah 1433 /27 September 2012).