Laman

Kamis, 27 Juni 2013

Seberapa Cantikkah Engkau?

Cantik, sebutan kehormatan bagi wanita dan pujian yang membuktikan bahwa keberadaan mereka diakui. Cantik adalah nilai lebih yang membuat seorang wanita lebih berharga. Cantik bukanlah semata hadiah dari Allah, kecantikan itu bisa kita wujudkan, bisa kita munculkan. Namun semua itu pasti tidak mudah. Butuh usaha keras, kekuatan niat dan kesungguhan hati.

Wanita itu cantik jika berilmu. dia tidak hanya menonjolkan emosi dalam berdebat, melainkan kedalaman ilmu yang memikat.
Dia tidak hanya pandai dalam berteori namun bisa mempraktekannya secara rinci. Dia menerangi sekitarnya dengan ilmu yang dimiliki, namun tidak pernah pelit untuk berbagi.
Dengan ilmu itu, mereka tunduk kepada Allah. Karena pengetahuan itulah, mereka memilih menjadi hamba yang bertakwa.
Tidak hanya sekedar ikut, namun selalu mengkaji ilmu Allah dengan lebih runut.
Tindakannya berdasarkan ilmu, bukan pendapatnya pribadi, apalagi hanya sekedar emosi diri.
Ilmu itu membuat hatinya tunduk,  nafsunya lebur, dan perilakunya teratur.    
Wanita itu cantik jika memiliki rasa malu.
Malu mempertontonkan dirinya dengan sebegitu murah, dan malu jika  tidak bisa menjadi hamba yang patuh dan amanah kepada tuhannya.
Mereka yang malu akan senantiasa menjaga diri dari dosa.
Lihatlah betapa kemudian mereka sangat berharga. Siapapun yang akan mendekat kepadanya, akan merasa sungkan dan merasa harus menyiapkan sebuah kehati- hatian.
Rasa malu itu yang akhirnya mengangkat derajatnya sendiri, dengan lebih tinggi tentunya.

Wanita itu cantik jika mereka cerdas. Cerdas untuk tidak berbuat bodoh dalam merendahkan kehormatan mereka sendiri.
Cerdas untuk menata kata,  dan menempatkan diri dalam berbagai situasi.
Semua makhluk pastilah tahu, bahwa wanita adalah tentang perasaannya, namun wanita cantik nan cerdas itu sangat mengerti kapan harus menggunakan logikanya.
Maka akan dijauhinya keluhan, tuntutan dan kerewelan yang akan membuat segala urusan terasa semakin sulit.

Lihatlah betapa kecerdasannya dalam menata akhlak.
Tidak ada hasut dan fitnah dilidahnya. tidak ada burung sangka dihatinya.
Dia pandai memerdekan batinnya dengan kebaikan. dia pandai menutupi kekurangan dengan kelebihan.
Dia bersosialisasi namun tetap dalam batas. Dia bergaul namun tidak lebur, dia menuntun sesamanya untuk selalu menuju kebaikan.
Kehadirannya adalah berkah bagi manusia di sekitarnya.

Lihatlah cara cerdas mereka dalam mengendalikan diri.
Walaupun  akalnya sering kali dikendalikan oleh emosi, namun kuatnya iman menuntunnya untuk menjadi lebih indah.
Dia tidak minder untuk tampil beda. Beda dengan wanita kafir yang bertindak diluar batas dan tidak tahu kapan mereka harus berhenti.
Allah SWT sudah cukup menjadi alarm bagi mereka. Dan maha melihatNya, sudah bisa untuknya merasa selalu diawasi.

Wanita cantik itu...
Mereka tahu mereka bukanlah bidadari yang sempurna, namun kekurangannya dia tutup dengan menonjolkan kelebihan, dan beristigfar terhadap kekurangan.
Mereka pun tahu betapa susahnya untuk menjadi cantik, namun itu tak menghalangi mereka untuk selalu memperbaiki diri.
Maka ketahuilah saudariku, kecantikan adalah definisi dari wanita sholihah. Walaupun mereka kurang dalam fisiknya, namun akan lebih dari segi iman dan akhlaknya. Tidak ada di dunia ini yang lebih cantik selain dari wanita yang sholihah. Carilah, buktikan namun tidak akan kita temui selain kecantikan itu ada dalam diri mereka yang sholihah. Persis seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim).
Kecantikan tak hanya sebatas fisik, dan bagusnya kulit ari kita. Namun kecantikan itu adalah seberapa dekat kita dengan Allah SWT, dan seberapa nyaman manusia berada di dekat kita. Maka benarlah jika sebaik- baik wanita, adalah mereka yang sholihah.Lalu apakah kita termasuk didalamnya? marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri ...

(Syahidah/voa-islam.com)

Hadiah Presiden SBY Kepada Rakyat Indonesia Menjelang Ramadhan

Jakarta (voa-islam.com) Menjelang Ramadhan ini, rakyat  dan bangsa Indonesia mendapatkan hadiah dari Presiden SBY, berupa "bingkisan" kenaikan BBM. Menjelang Ramadhan, rakyat dan bangsa Indonesia, disuguhi berupa "bingkisan" kenaikan-kenaikan harga kebutuhan pokok.
Langkah pemerintah menaikan BBM sudah harga mati. Seperti tak ada pilihan lain. Pokoknya BBM harus naik. Tak peduli apapun akibatnya terhadap rakyat. Karena subsidi BBM sudah mencapai Rp 300 triliun. Menjadi beban APBN, dan justeru yang menikmati subsidi kelas orang kaya, kata pemerintah. 
Momentum menjelang Ramadhan dijadikan momentum pemerintah SBY menaikkan harga BBM. Karena di bulan Ramadhan dipikir oleh pemerintahan SBY, pasti akan banyak orang yang bersedekah kepada fakir miskin. Ditambah dengan BLSM, maka kenaikan harga BBM, yang pasti diikuti kenaikan kebutuah pokok, rakyat dapat diselamatkan. Itulah pikiran pemerintah menaikkan harga BBM menjelang Ramadhan.
Rakyat miskin tidak akan berontak. Rakyat miskin akan pasrah. Apalagi di bulan Ramadhan tidak boleh membiarkan amarah. Kemarahan akibat kenaikan BBM itu, pasti akan diredam dalam waktu singkat. Kalau pun sebagian rakyat marah itu hanya "tai-tai ayam".
Perlawanan rakyat hanya sebentar akan usai. Apalagi, kemampuan PKS yang menolak BBM, menggalang massa sekarang sudah melemah, terutama kampus-kampus. Mahasiswa tidak akan berontak terlalu lama. Buktinya usai paripurna DPR, suara mahasiswa hilang belaka.
Rakyat Indonesia itu tak ada tradisi perlawanan dan menentang rezim. Tradisi rakyat Indonesia itu hanyalah nrimo dan pasrah. Kalau pemerintah SBY mengambil keputusan menaikkan harga BBM sampai Rp 15.000 per/liter premium, rakyat pasti akan nurut, tak akan menolakknya.
Mental dan budaya yang "lembek"  rakyat dan bangsa Indonsia itu, sifatnya seperti permanen. Kata-kata revolusi hanyalah ilusi segelintir orang.
Kaum "revolusioner" yang perutnya lapar dan matanya nanar, sudah sangat mudah dibujuk oleh pemerintah. Dengan pemerintah sekerat tulang "kekuasaan" dan "harta" lidah mereka sudah kelu. Tidak berani lagi menggonggong terhadap kebijakan pemerintah yang sangat menyakiti rakyat.
Banyak para tokoh revolusioner yang dahulunya menggebu-nggebu penuh dengan idealisme, sekarang seperti krupuk "kehujanan" mlempem, tak berdaya seperti sayur. Lihat
Lihat mereka yang menjadi staf khusus Presiden SBY, banyak dahulunya para aktivis, dan ketika mendapatkan jabatan kekuasaan, idealisme mereka menjadi tumpul. Hanya bisa mengembek, seperti kambing "congek", membela kepentingan yang berkuasa.
Tak ada lagi perlawanan. Apalagi, banyak diantara mereka yang masuk ke dalam partai politik, dan kemudian mengubah gaya hidup mereka. Para aktivis yang dahulu "kere" alias "anak singkong", mereka sekarang bangga dengan rumah mewah, jam tangan rolex, sejumlah bini, dan simpanan uang yang bertumpuk-tumpuk.
Karena itu, mereka nggak ada yang mau berdiri di garda paling depan membela kepentingan rakyat. Mereka semua sudah menjadi "kacungnya" para penguasa. Mereka hanyalah kumpulan para pengabdi perut dan kemaluan, dan bukan para pengabdi rakyat dan pembela rakyat.
Lihat mereka yang sekarang berada di sekeliling kekuasaan, di partai-partai politik, sudah kehilangan rasa malu alias urat malunya sudah putus. Berani mengibuli rakyat dan "ngibul" kesana-kemari dengan mengatasnamakan rakyat, tanpa sedikitpun merasa bersalah.
Karena itu, tak pernah mereka berani mengahdapi tantangan masa depan, dan mereka  hanyalah menjadi bagian dari sistem parasit yang menggerogoti kekayaan negara.
Maka, taka aneh pemerintah pun berani bertindak dan melakukan keputusan yang sangat menginjak-nginjak nasib rakyat kecil. Rakyat kecil sudah tidak memiliki pembela yang sah. Mereka semua para kaum idealis yang dulu berada di garda paling depan sekarang, menjadi pembela penguasa yang menyengsarakan.
Jadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika. "Seperti yang dulu, bisa di Kemenkominfo juga," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Istana Negara, Jumat, 21 Juni 2013.
Djoko Suyanto menyatakan, berdasarkan pengalaman ada dua tempat pelaksanaan pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi yaitu kantor Kemenkominfo dan kantor Kementeri Koordinator Perekonomian. Aburizal Bakrie saat menjadi Menkoperekonomian mengumumkan kebijakan tersebut di kantornya pada 2005, sedangkan Purnomo Yusgiantoro saat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan kebijakan harga BBM di kantor Kemenkominfo pada 2008.
Orang-orang idealis sudah punah dari bumi Indonesia. Tak ada lagi pembela rakyat. Tetapi, yang ada orang atau kelompok membela yang berani membayar. Partai polaitik yang ada sekarang ini, tak lebih para pengejar rente, dan mereka menikmati hasil rente, guna menikmati kehidupan yang dapat memuaskan syahwat perut dan kemaluan mereka.
Rakyat dibiarkan dengan nasibnya sendiri. Kalau rakyat mati kelaparan tak masalah. Hitung-hitung mengurangi jumlah kaum mlarat yang hanya merusak pemandangan kota. Wallahu'alam.

Jumat, 05 April 2013

Bulan Bintang Menunggu Para Mujahid Berjuang Bersama

Pemilu 2014 dihadapan kita, tahapan demi tahapan akan kita lalui. Sekarang, kami semua sedang menunggu tibanya hari saat para aktifis muslim, datang bersemangat memperjuangkan Islam dan kaum muslimin lewat Partai Bulan Bintang. Kami menunggu nunggu hari seperti hari Abu Bakar saat terjadi murtad massal, seperti hari Khalid saat perang Yarmuk, seperti hari Sa’ad saat perang Qadisiyah, seperti hari Shalahuddin saat perang Hithin, seperti hari Muhammad Al Fatih saat penaklukan Konstatinopel, dan saat hari Sulaiman Al Halabi saat menghabisi Jenderal Prancis Jean Baptiste Kleber.

Kami Ingin, walau sesaat sebelum kami dijemput maut, mata kami dapat merasakan sejuknya menyaksikan kejayaan Islam, menyaksikan panji panjinya berkibar di Negeri Kesatuan Republik Indonesiat, Menyaksikan cahaya Bulan Bintang yang terang teduh memenuhi negeri ini dengan keadilan, kebenaran, cahaya, dan petunjuk. Kami ingin menyaksikan saat Khalifah Islam memandang awan lalu berkata, “Wahai awan, pergilah ke timur atau ke barat, kamu pasti akan menjumpaiku di sana !”
Dan tentunya kami tidak ingin, menyaksikan umat Islam terpuruk bersama ulama dan pemimpinnya yang terjebak dalam jebakan gerbang gerbang yang di siapkan kaum kufar. Kami tidak ingin karena ulama dan pemimpin kami ikut berlomba mencari kekuasaan dengan cara yang bukan berasal dari Islam dan dipermainkan kesana kemari oleh umat yang lain. Kami tidak ingin ketinggian Islam ini bersamaan runtuh dengan fitnah fitnah terhadap tokoh tokoh Islam yang khilaf ataupun difitnah. Kami tidak ingin kami ikut terpuruk dengan terjebaknya rombongan kami dalam fitnah dunia.
Ketahuilah para pemimpin umat, kita semua sedang dijebak, gerbang itu memang dibuka untuk kalian oleh para musuhmu, sedikit demi sedikit kalian akan terus menyimpang dan semakin jauh dari tujuan awal 
.
Dan ketahuilah dan sadarlah mereka musuh Islam itu punya tahapan tahapan makar  untuk menjatuhkan umat ini, mereka akan buka pintu dunia untukmu , pintu popularitas, pintu kekayaan, pintu kekuasaan, pintu wanita dan pintu pintu lainnya… Dan suatu saat kala kalian lengah, para musuhmu segera membuka kartu kartu mu, percayalah bukan diri kalian sebagai incarannya, tetapi Islam lah incaran mereka agar agama ini tidak tampil berdiri tegak untuk hadapi angkara murka kezoliman yang begitu sombong dimuka bumi ini…

Maka…hal ini telah kami sampaikan,…marilah kalian bersama kami untuk lakukan Tobat Bersama, jauhi gerbang gerbang kehancuran itu yang sungguh gerbang itu adalah kekufuran, …dan kami disini menunggu kalian pulang bersama kami untuk di jalan Allah…

Dengan Jamaah Mana Anda Menggabungkan Diri?



Di Indonesia ramai aktivis dakwah melakukan amal Islami dengan berbagai wadah. Wadah yang berbentuk Jamaah itu, karenanya menjadi tempat berhimpun para aktivis dakwah. Para aktivis dakwah memilih masuk ke dalam sebuah Jamaah, tentu disertai dengan berbagai alasan dan pendapat.
Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang mewajibkan bergabung dalam sebuah Jamaah. Jamaah adalah sarana (wasilah) bukan tujuan (ghoyah), yang akan menjadi tempat berhimpunnya para aktivis dakwah, secara bersama-sama melakukan amal jama’i, dan dilandasi nilai-nilai Rabbaniyah, ruhul ukhuwah dan mahabbah (cinta) yang mendalam, dan memiliki komitmen bersama mencapai cita-cita tujuan.
Tetapi, banyak aktivis dakwah yang berhimpun dalam Jamaah terjangkiti berbagai "penyakit", dan berhimpunnya para aktivis dakwah ke dalam Jamaah, justru melahirkan berbagai fitnah. Adakah ini kesalahan manhaj (methode) dakwahnya atau para aktvisnya yang meninggalkan manhaj yang menjadi thoriqoh (jalan) gerakannya. Sehingga, potensi-potensi yang dimiliki para aktivis dakwah menjadi mubazir, dan kemudian terpecah-pecah ke dalam firqoh-firqoh.
Maka, kenalilah Jamaah yang memiliki kriteria yang kebaikannya bersifat menyeluruh, dan bisa menjadi sarana dalam menegakkan agama Allah (dinullah), bukan menjadi sarana yang melahirkan firqoh-firqoh, atau hanya menjadi sarana memupuk ambsisi pribadi. Inilah kriteria Jamaah yang sempurna itu :
Pertama, Jamaah yang sempurna itu, yang menjadi ahdaf (tujuannya) yakni menerapkan syari’at dan manhaj Allah di muka bumi. (QS : al-An’am : 57)
Kedua, Jamaah yang sempurna itu, yang melandaskan setiap ucapan dan perbuatannya, karena Allah semata. (QS : al-An’am : 162-163)
Ketiga, Jamaah yang sempurna itu, yang melepaskan semua bentuk wala’ (loyalitas) kecuali kepada Allah semata. (QS : al-Maidah : 55)
Keempat, Jamaah yang sempurna itu, yang menganut paham yang lurus terhadap Islam, tidak ghuluw (ekstrim), dan tidak pula tafriith (meremehkan). Melaksanakan syari’atnya secara integral. (QS : al-Baqarah : 208)
Kelima, Jamaah yang sempurna itu, amal yang pertama kali dilakukan harus berorientasi pada pembentukan pribadi muslim yang menghimpun sikap-sikap baik, dan jauh dari sikap tercela, serta berusaha memperoleh pertolongan kemenangan dari Allah semata. (QS : ar-Ra’d : 11, dan QS : asy-Syam : 9-10)
Keenam, Jamaah yang sempurna itu, yang memiliki sifat universal dalam upaya menerapkan nilai-nilai pribadi muslim, yaitu dengan bentuk penyebaran ke semua lapisan masyarakat bahkan seluruh penjuru dunia. (QS : al-Anbiya : 107)
Ketujuh, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa mengikat diri dengan adanya kesatuan wihdah, baik itu pola pikir yang satu, hati yang satu, ruh yang satu, perasaan yang satu, sekalipun mereka berbeda-beda latarbelakang. (QS : al-Imran : 103)
Kesembilan, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa berpijak diatas tahapan yang benar, teliti, dan terbina yang bersifat kontinu, serta bertolak dari pemahaman yang lurus akan realitasnya. (QS : at-Taubah : 105)
Kesepuluh, Jamaah yang sempurna itu, yang senantiasa memelihara langkah-langkah prioritas dalam beramal, yaitu tatkala sebuah Jamaah mengalami kesulitan dari para penguasa. Mereka harus mendahulukan hal-hal yang ushuul (prinsip) diatas masalah furuu’ (cabang), memprioritaskan yang wajib daripada yang sunnah, serta menyegerakan hal-hal yang telah disepakati daripada yang masih diperselisihkan. Ini seperti yang dilakukan Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, ketika beliau mengutamakan upaya menghancurkan berhala-berhala yang bercokol di dalam jiwa manusia, sebelum beliau menghancurkan berhala yang berwujud patung yang mengililingi Ka’bah.
Kesebelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang tidak boleh meremehkan dan menyepelekan masalah ushuul (prinsip) yang sudah disepakati, disertai dengan sikap yang toleran terhadap masalah yang furuu’. Dengan demikian membuka pintu kerjasama dengan antr semua aktivis.
Keduabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang memiliki suatu manhaj (sistem)  yang jelas langkahnya dan orientasinya, yakni sebuah Jamaah yang dapat membawa anggotanya selangkah demi  selangkah  ke tahapan berikutnya, dan menuju ahdaf (tujuan) yang dicita-citakannya.
Ketigabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang harus sudah teruji keteguhan dan kesabarannya dalam menempuh jalan kesulitan diatas jalan dakwah yang dilaluinya. Mereka telah dibenturkan dengan suatu yang sangat menakutkan dan telah matang dalam ujian dan cobaan. (QS : Muhammad : 31)
Keempatbelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang telah menempuh perjalanan yang panjang dalam beramal, sehingga ia telah matang dan kaya akan pengalaman diatas jalan yang ditempuhnya. Dengan demikian, manusia yang berjalan bersamanya dapat mengorbankan kesungguhan, waktu, dan harta secara menyeluruh.
Kelimabelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang ditempuhnya perlahan, tapi pasti, dan tidak tergesa-gesa (isti’jaal) dalam mencapai tujuan. (QS : Ahqaaf : 35)
Keenambelas, Jamaah yang sempurna itu, di dalam Jamaah itu terdapat orang yang mampu untuk membimbing serta mampu melaksanakan setiap amal, dan menetapkan masalah sesuai dengan proporsinya.
Ketujuhbelas, Jamaah yang sempurna itu, Jamaah yang memiliki sikap teliti dan selektif dalam memilih para aktivisnya agar perjalanannya dapat bersih dari orang-orang yang menangguhkan suatu amal. (QS : an-Nisaa’ : 102)
Jika kita menemukan kriteria-kriteria seperti diatas, maka kiranya hendaklah berhimpun bersama Jamaah itu. Berikan seluruh potensi yang kita miliki bersama dengan Jamaah itu, meraih kemenangan yang dijanjikan Allah Rabbul Alamin.
Bersama dengan Jamaah yang memiliki kriteria seperti diatas, yang akan membahagiakan kehidupan kita, kelak di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Jangan sia-siakan umur dan amal kita, berhimpun dengan berbagai "firqoh" yang menyatakan dirinya "Jamaah", tetapi justru, membuat kita semakin jauh dari ridho-Nya. Wallahu’alam.

Jumat, 28 September 2012

KESIAPAN FERIFIKASI PBB MENUNJU SUKSES PEMILU 2014



Ole: Drs. Musin MK MSc. (Ketua MPW PBB Jawa Barat)

       DPW PBB Jawa Barat tetap serius menuntaskan tugas penyelesaian berkas untuk ferivikasi antara lain yang datanya masih kurang, yang diharapkan sebelum batas akhir pendaftaran sudah selesai untuk disetorkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Siang dan malam terus dikerjakan oleh staf dan pimpinan wilayah agar apa yang diharapkan tersebut dapat terwujud, walau dukungan dana, termasuk dari DPP sendiri sedemikian minimal. Namun kendala yang konvensiaional ini, dana ya dana, tetap saja tidak mengurangi semangat perjuangan dan berpartai, agar PBB khususnya di Jawa Barat bisa lolos dalam ferivikasi factual yang akan dilaksanakan oleh KPUD.
       Meskipun seluruh aktifitas dan kekuatan telah dicurahkan guna mensukseskan ferivikasi ini, namun para kader dan pimpinan PBB tetap perlu mencermati berbagai kemungkinan penghambatan PBB agar tidak lolos dalam Pemilu 2014 yang akan datang. Sebab dengan adanya kecenderungan dari Pemerintah dan KPU untuk membatasi jumlah Parpol perseta Pemilu 2014 ini hanya 17 saja, seperti isu yang berkembang akhir akhir ini, menunjukkan salah satu hambatan yang jauh jauh hari harus diantisipasi.
Sikap Partai Pesaing
       Belum lagi dengan sikap “partai Islam” lain yang dengan alasan masing masing berusaha untuk menjadikan partai mereka saja yang akan mewakili ummat Islam dalam Pemilu 2014, sehingga perlu mengurangi saingan, apalagi PBB telah dikenal secara luas sebagai partai ideologis penerus Masyumi, yang tetap bercita cita menjadikan syari’at Islam sebagai sumber hukum di negeri Indonesia ini.
     Partai partai sekuler pun tentu tidak senang pula dengan kehadiran PBB dalam Pemilu 2014, karena akan mendapatkan lawan yang tangguh dalam percaturan politik di Indonesia mengingat pengalaman masuknya partai Islam modern ini dalam Parlemen pada Pemilu 1999 dan 2004. Namun mereka akhirnya rugi sendiri dengan tiada keadiran PBB dalam parlemen, yang bagi PBB memberikan hikmah yang besar karena tidak terlibat dengan gonjang ganjing korupsi anggota DPR dan memiliki produk undang undang yang lemah sehingga dapat digugat di Makamah Konstitusi (MK), bahkan oleh orang PBB, Prof Yusril Ihza Mahendra, Ketua Majlis Syuro yang kerap menggugurkan produk Undang Undang buatan legislatif yang anggotanya dipandang lebih rendah kualitasnya dari pada hasil hasil Pemilu sebelumnya.
      Jika sesama partai Islam menginginkan agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi, maka bukan
saja dapat mengurangi saingannya, melainkan juga secara historis mereka merasa senang dan gembira, karena partai yang bersimbol kiblat  akan terwujud harapannya menjadikan partainya rumah besar ummat Islam. Sedangkan partai yang simbolnya bulan kembar setelah Pemilu 1999 memang sudah berusaha menjadikan PBB tidak lolos dan semakin kecil dengan berbagai propaganda politik melalui para kader dan pimpinannya, jika perlu dilakukan dengan cara cara yang tidak etis dan Islami.
      Apalagi partai sekuler yang melihat profile Yusril Ihza Mahendra sebagai tokoh nasional yang tiada tandingannya, cerdas dan berani, dan itu sudah dibuktikan dalam berbagai kasus, mereka ketakutan jika jago jagonya kalah dalam Pilpres 2014, karena mempunyai pesaing yang berat juga cenderung agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi.
Perkuat barisan dan kekuatan
      Menghadapi berbagai tantangan dan rintangan seperti itu tentu para kader dan pimpinan PBB harus semakin memperkuat barisan, ukhuwah, persatuan dan kesatuan, bukan mengadakan perpecahan, sesuai dengan firman Alla Subanau Wa Ta’a yang menegaskan: “Dan berpegang tegula kamu kepada tali Alla dan jangan berpeca bela”. (QS. Ali Imran, 3:103).
     Atas dasar ini sudah seharusnya semua kader dan pimpinan PBB focus bagaimana mensukseskan ferivikasi agar bias lolos sebagai perserta Pemilu 2012, dan berusaha memberikan jawaban dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dengan cerdas, intelektuasl, santun dan penuh keberanian.
       Bukanka Nabi Muammad sallallahu ‘alaihi wassalam telah memberikan contoh dan teladan tentang bagaimana menghadapi hambatan dan rintangan dalam da’wah dan perjuangannya, yang benar benar dia hadapi dengan cerdas, intelektual, santun dan penuh keberanian, karena yang diperjuangkan adalah kebenaran dan tegaknya agama Allah di muka bumi ini? Dia berani bicara secara langsung, dengan kecerdasan, keintelektualan, kesantunan dan keberanian kepada orang dan pemimpin Kafir Quraisy dalam menjelaskan da’wah dan perjuangannya, diterima atau ditolaknya, bakan dia berani menghadapi resiko apapun yang akan dialaminya dalam da’wah dan perjuangannya tersebut.
     Karena itula kita sebagai pengikut Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wassalam juga harus memiliki jiwa dan semangat sebagaimana beliau, apalagi dalam menghadapi partai partai secular, sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang orang yang bersamanya adalah tegas terhadap orang orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama (mu’min)…”.
       Tantangan dan rintangan tentu datang bukan hanya dari luar saja, melainkan juga bias muncul dari dalam tubuh PBB sendiri, yang tidak mustahil justru lebih berat. Lawan politik dari luar sudah jelas, apakah partai secular, terbuka atau partai yang sama sama mengaku Islam tapi tidak senang jika ada pesaing, dan kita dapat menghadapinya dengan jelas dan terukur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bisa melalui jalur hukum dan konstitusional.  Namun menghadapi musuh dalam selimut jauh lebih berat, karena ada di dalam tubuh partai itu sendiri, yang akan menjadi duri dalam daging dan kerikil yang dapat menyebabkan kendaraan partai tergelincir. Karena itu usaha untuk memecah belah internal partai perlu lebih diwaspadai, karena ada saja dalam tubuh partai manapun yang dinamakqan “pecundang dan penghianat” yang hanya mementingkan hawa nafsu dan egosime dirinya sendiri, tanpa melihat kepentingan dan perjuangan secara keseluruan.
Tetap Focus pada tugas
        Oleh karena itu guna mengantisipasi masalah internal semacam ini para kader dan pimpinan partai harus selalu memperkuat diri dengan senantiasa melakukan kerja sama dan kekompakan dalam melaksanakan tugasnya, tidak saling curiga dan menjatuhkan satu sama lain, saling mengingatkan dan meluruskan, saling tegor sapa dan berusaha untuk saling memaafkan jiga ada kesalahan dan kekurangan.
       Jika tingkat kesalahannya masih kecil harus segera diselesaikan secara baik baik, namun jika kesalahannya sudah besar, apalagi sudah merusak citra partai di dalam dan di luar, maka harus diambil langkah langkah tegas dan cerdas, antara lain untuk mendudukkannya secara hukum dan sesuai dengan konsitutisi partai. Disini peran Badan Kehormatan Partai (BKP) Partai sedemikian penting dalam menyelesaikan kasus internal partai, dan bagi Pimpinan DPW PBB  harus berusaha meredam timbulnya gejolak internal partai yang lebih luas, yakni perlunya ketegasan dan keberanian dalam mengambil keputusan untuk menyelamatkan kapal partai agar tidak karam di tengah jalan.
       Akhirnya marilah kita sebagai kader dan pimpinan PBB tetap focus pada tugas tugas dalam menghadapi ferivikasi oleh KPU dan KPUD dan tidak sampai terpancing dengan berbagai usaha pihak pihak yang menghendaki PBB tidak lolos dalam Pemilu 2014. Hendaknya do’a selalu kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar PBB lolos sebagai Peserta Pemilu 2014 yang akan datang.(11 Dzulqaidah 1433 /27 September 2012).

Selasa, 28 Agustus 2012

Bulan 'JIHAD' di Pelupuk Mata, Persiapkan 'AMUNISI'mu



Bulan ‘JIHAD’ di Pelupuk Mata, Persiapkan ‘AMUNISI’mu

يآ ايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” [Al-Baqarah:183]
oleh Al-Faqir ilallah Abu Asybal Usamah
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, kami memuji-Nya, meminta bantuan dan pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi hidayah oleh-Nya, maka tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan oleh-Nya , maka tak ada seorangpun yang dapat member hidayah pada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah saja dan aku bersaksi bahwa Muhammad aadalah hamba dan Rasul-Nya/ shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan mulia, Rasulullah Muhammad, keluarga, sahabat dan orang-orang yang sitiqamah dari golongan orang beriman dan bertaqwa.
Saudara/iku,
Bulan puasa sudah tinggal beberapa minggu lagi. Hari demi hari kedatangannya begitu terasa. Apalagi bagi mereka yang merindukan bulan ini. Di bulan ini sarat dengan perjuangan. Baik itu secara historis maupun ideologis. Secara historis kita bisa melihat bagaimana ummat Islam di awal periode madinah, mereka generasi terbaik mengangkat panji Islam dan senjata untuk melawan pengusung panji kekufuran dari barisan musyrikin Makkah. Dan perjuangan ideologis adalah dengan meneguhkan diri diatas ketaqwaan dan pengabdian, mendakwahkannya, sabar diatas jalan beramal dan dakwah.
Kita mengetahui perang badar kubro terjadi pada bulan Ramadhan. Mereka turun ke medan juang melawan arogansi kekufuran.  Mereka melakukan jihad secara syar’i (ini adalah tuntutan syar’i yang maknanya tidak bisa diruba yaitu perang melawan orang kafir, terbunuh atau menang) dan secara bahasa (dalam konteks ini jihad memiliki makna yang luas dan melakukannya tidak cukup menggugurkan kewajiban jihad syar’i).
Ulasan jihad yang dipaparkan Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya ‘zaadul ma’ad fi hahdyi kahiril ‘ibad’ memberikan kita gambaran tentang tingkatan jihad.
Saudara/iku,
Beliau membagi tingkatan jihad ada empat: jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan syaithan, jihad melawan orang kafir dan jihad melawan orang munafiqin. Keempat tingkatan tersebut meggambarkan urgensi jihad itu sendiri. Jihad melawan munafikin ditaruh diposisi keempat karena mereka orang-orang yang berbaju Islam namun menusuk Islam dan kaum muslimin dari belakang. Namun hanya Allah lah yang mendatangkan madharat.
Namun kelihatannya kita belum sanggup (karena kelemahan kita) melakukan jihad yang tingkatan ketiga atau keempat.  Mengapa? Karena untuk mengukur kualitas dia bisa teguh di medan pertempuran aadalah mereka yang telah terbiasa dan tegar melawan hawa nafsunya dan memerangi syaithan sehingga mereka tegar pula dalam menghadapi orang-orang kafir dan munafikin.
Terus, bagaimanakah kita jihad melawan hawa nafsu? Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah mengatakan:
فجهاد النفس أربع مراتب أيضا : 

إحداها : أن يجاهدها على تعلم الهدى ودين الحق الذي لا فلاح لها ولا سعادة في معاشها ومعادها إلا به ، ومتى فاتها علمه شقيت في الدارين . 

الثانية : أن يجاهدها على العمل به بعد علمه ، وإلا فمجرد العلم بلا عمل إن لم يضرها لم ينفعها . 

الثالثة : أن يجاهدها على الدعوة إليه ، وتعليمه من لا يعلمه ، وإلا كان من الذين يكتمون ما أنزل الله من الهدى والبينات ، ولا ينفعه علمه ، ولا ينجيه من عذاب الله

الرابعة : أن يجاهدها على الصبر على مشاق الدعوة إلى الله وأذى الخلق ، ويتحمل ذلك كله لله . فإذا استكمل هذه المراتب الأربع صار من الربانيين ، فإن السلف مجمعون على أن العالم لا يستحق أن يسمى ربانيا حتى يعرف الحق ويعمل به ويعلمه ، فمن علم وعمل وعلم فذاك يدعى عظيما في ملكوت السماوات . 
Adapun jihad melawan hawa nafsu, ia juga memiliki empat tingkatan:’
Pertama: ia memeranginya dengan cara menuntut ilmu Al-Huda (Islam) dan dinul Haq, yang tidak ada kejayaan dan kebahagiaan dunia akhirat kecuali dengannya (Islam). Dan ketika seseorng melawatkan belajar ini, maka ia akan sengsara dunia akhirat.
Kedua: memeranginya dengan mengamalkan apa yang ia pelajari (mengamalkan Islam), kalau tidak ilmu itu akan membahayakannya atau tidak memberikannya manfaat.
Ketiga: memeranginya dengan mendakwahkannya, mengajarkan orang belum mengetahuinya. Kalau tidak dia terancam masuk kedalam golongan orang yang menyembunyikan petunjuk yang diturunkan oleh Allah. Ilmunya tidak bermanfaat baginya bahkan akan berbuah adzab.
Keempat: memeranginya dengan bersabar diatas kesulitan dakwah dan disakiti orang (baik verbal maupun nonverbal.red). ia menanggung semua beban tersebut. Jika ia menyempurnakan tingkatan ini, maka dia akan termasuk golongan rabbaniyyin. Karena salasushshalih sepakat bahwa seorang tidak dikatakan kecuali dia mengetahui yang haq, mengamalkannya dan mengajarkannya. Barangsiapa berilmu, beramal kemudian mengajatkkan ilmunya, maka itulah orang yang disebut terhormat di singgasana langit.

Saudara/iku,
Begitu berharganya momen ramadhan ini untuk menempa diri. Dari nama saja sudah tercermin. Arti ramadhan adalah panas. Panasnya padang pasir saat itu yang terasa membakar kulit. Maka dibulan ini, kita pun mengambil pesan bahwa keteguhan kita pun dibakar dan dipanggang hingga benar-benar berada pada tempaan keimanan. Dan tujuan dari difardhukannya puasa dan jihad tidak lain agar kita menjadi orang yang bertaqwa.
Sejalan dengan itu, pertempuran pun memerlukan persiapan. Ketika berada dimadinah dan tekanan dari pendudukan Mekkah masih berjalan. Maka Allah terlebih dahulu mengizinkan (belum mewajibkan) kaum muslimin untuk berperang membela diri. Namun, ketika melihat kondisi kaum muslimin yang masih terbilang lemah, maka mereka diperintahkan i’dad, ayat 60 surat Al-Anfal (hal ini berkenaan dengan fase-fase difardhukannya jihad).
Apa yang kita persiapkan di bulan ‘JIHAD’ ini? Apakah siap melawan hawa nafsu kita? Apakah kita sudah mengalahkan nafsu kita? Betapa banyak dosa yang kita perbuat, kelalaian, kekhilafan. Sedangkan musuh-musuh Islam semakin menjadi. Apakah engkau berdiri di front pembawa panji Islam? Maka, menyambut bulan ‘jihad’ ini, persiapan ‘amunisi’mu.
و تزودوا ف إن خير الزاد التقوى
"Dan berbekal lah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa" [Al-Baqarah:179]
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsrannasi la ya’lamun