Laman

Jumat, 28 September 2012

KESIAPAN FERIFIKASI PBB MENUNJU SUKSES PEMILU 2014



Ole: Drs. Musin MK MSc. (Ketua MPW PBB Jawa Barat)

       DPW PBB Jawa Barat tetap serius menuntaskan tugas penyelesaian berkas untuk ferivikasi antara lain yang datanya masih kurang, yang diharapkan sebelum batas akhir pendaftaran sudah selesai untuk disetorkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Siang dan malam terus dikerjakan oleh staf dan pimpinan wilayah agar apa yang diharapkan tersebut dapat terwujud, walau dukungan dana, termasuk dari DPP sendiri sedemikian minimal. Namun kendala yang konvensiaional ini, dana ya dana, tetap saja tidak mengurangi semangat perjuangan dan berpartai, agar PBB khususnya di Jawa Barat bisa lolos dalam ferivikasi factual yang akan dilaksanakan oleh KPUD.
       Meskipun seluruh aktifitas dan kekuatan telah dicurahkan guna mensukseskan ferivikasi ini, namun para kader dan pimpinan PBB tetap perlu mencermati berbagai kemungkinan penghambatan PBB agar tidak lolos dalam Pemilu 2014 yang akan datang. Sebab dengan adanya kecenderungan dari Pemerintah dan KPU untuk membatasi jumlah Parpol perseta Pemilu 2014 ini hanya 17 saja, seperti isu yang berkembang akhir akhir ini, menunjukkan salah satu hambatan yang jauh jauh hari harus diantisipasi.
Sikap Partai Pesaing
       Belum lagi dengan sikap “partai Islam” lain yang dengan alasan masing masing berusaha untuk menjadikan partai mereka saja yang akan mewakili ummat Islam dalam Pemilu 2014, sehingga perlu mengurangi saingan, apalagi PBB telah dikenal secara luas sebagai partai ideologis penerus Masyumi, yang tetap bercita cita menjadikan syari’at Islam sebagai sumber hukum di negeri Indonesia ini.
     Partai partai sekuler pun tentu tidak senang pula dengan kehadiran PBB dalam Pemilu 2014, karena akan mendapatkan lawan yang tangguh dalam percaturan politik di Indonesia mengingat pengalaman masuknya partai Islam modern ini dalam Parlemen pada Pemilu 1999 dan 2004. Namun mereka akhirnya rugi sendiri dengan tiada keadiran PBB dalam parlemen, yang bagi PBB memberikan hikmah yang besar karena tidak terlibat dengan gonjang ganjing korupsi anggota DPR dan memiliki produk undang undang yang lemah sehingga dapat digugat di Makamah Konstitusi (MK), bahkan oleh orang PBB, Prof Yusril Ihza Mahendra, Ketua Majlis Syuro yang kerap menggugurkan produk Undang Undang buatan legislatif yang anggotanya dipandang lebih rendah kualitasnya dari pada hasil hasil Pemilu sebelumnya.
      Jika sesama partai Islam menginginkan agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi, maka bukan
saja dapat mengurangi saingannya, melainkan juga secara historis mereka merasa senang dan gembira, karena partai yang bersimbol kiblat  akan terwujud harapannya menjadikan partainya rumah besar ummat Islam. Sedangkan partai yang simbolnya bulan kembar setelah Pemilu 1999 memang sudah berusaha menjadikan PBB tidak lolos dan semakin kecil dengan berbagai propaganda politik melalui para kader dan pimpinannya, jika perlu dilakukan dengan cara cara yang tidak etis dan Islami.
      Apalagi partai sekuler yang melihat profile Yusril Ihza Mahendra sebagai tokoh nasional yang tiada tandingannya, cerdas dan berani, dan itu sudah dibuktikan dalam berbagai kasus, mereka ketakutan jika jago jagonya kalah dalam Pilpres 2014, karena mempunyai pesaing yang berat juga cenderung agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi.
Perkuat barisan dan kekuatan
      Menghadapi berbagai tantangan dan rintangan seperti itu tentu para kader dan pimpinan PBB harus semakin memperkuat barisan, ukhuwah, persatuan dan kesatuan, bukan mengadakan perpecahan, sesuai dengan firman Alla Subanau Wa Ta’a yang menegaskan: “Dan berpegang tegula kamu kepada tali Alla dan jangan berpeca bela”. (QS. Ali Imran, 3:103).
     Atas dasar ini sudah seharusnya semua kader dan pimpinan PBB focus bagaimana mensukseskan ferivikasi agar bias lolos sebagai perserta Pemilu 2012, dan berusaha memberikan jawaban dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dengan cerdas, intelektuasl, santun dan penuh keberanian.
       Bukanka Nabi Muammad sallallahu ‘alaihi wassalam telah memberikan contoh dan teladan tentang bagaimana menghadapi hambatan dan rintangan dalam da’wah dan perjuangannya, yang benar benar dia hadapi dengan cerdas, intelektual, santun dan penuh keberanian, karena yang diperjuangkan adalah kebenaran dan tegaknya agama Allah di muka bumi ini? Dia berani bicara secara langsung, dengan kecerdasan, keintelektualan, kesantunan dan keberanian kepada orang dan pemimpin Kafir Quraisy dalam menjelaskan da’wah dan perjuangannya, diterima atau ditolaknya, bakan dia berani menghadapi resiko apapun yang akan dialaminya dalam da’wah dan perjuangannya tersebut.
     Karena itula kita sebagai pengikut Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wassalam juga harus memiliki jiwa dan semangat sebagaimana beliau, apalagi dalam menghadapi partai partai secular, sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang orang yang bersamanya adalah tegas terhadap orang orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama (mu’min)…”.
       Tantangan dan rintangan tentu datang bukan hanya dari luar saja, melainkan juga bias muncul dari dalam tubuh PBB sendiri, yang tidak mustahil justru lebih berat. Lawan politik dari luar sudah jelas, apakah partai secular, terbuka atau partai yang sama sama mengaku Islam tapi tidak senang jika ada pesaing, dan kita dapat menghadapinya dengan jelas dan terukur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bisa melalui jalur hukum dan konstitusional.  Namun menghadapi musuh dalam selimut jauh lebih berat, karena ada di dalam tubuh partai itu sendiri, yang akan menjadi duri dalam daging dan kerikil yang dapat menyebabkan kendaraan partai tergelincir. Karena itu usaha untuk memecah belah internal partai perlu lebih diwaspadai, karena ada saja dalam tubuh partai manapun yang dinamakqan “pecundang dan penghianat” yang hanya mementingkan hawa nafsu dan egosime dirinya sendiri, tanpa melihat kepentingan dan perjuangan secara keseluruan.
Tetap Focus pada tugas
        Oleh karena itu guna mengantisipasi masalah internal semacam ini para kader dan pimpinan partai harus selalu memperkuat diri dengan senantiasa melakukan kerja sama dan kekompakan dalam melaksanakan tugasnya, tidak saling curiga dan menjatuhkan satu sama lain, saling mengingatkan dan meluruskan, saling tegor sapa dan berusaha untuk saling memaafkan jiga ada kesalahan dan kekurangan.
       Jika tingkat kesalahannya masih kecil harus segera diselesaikan secara baik baik, namun jika kesalahannya sudah besar, apalagi sudah merusak citra partai di dalam dan di luar, maka harus diambil langkah langkah tegas dan cerdas, antara lain untuk mendudukkannya secara hukum dan sesuai dengan konsitutisi partai. Disini peran Badan Kehormatan Partai (BKP) Partai sedemikian penting dalam menyelesaikan kasus internal partai, dan bagi Pimpinan DPW PBB  harus berusaha meredam timbulnya gejolak internal partai yang lebih luas, yakni perlunya ketegasan dan keberanian dalam mengambil keputusan untuk menyelamatkan kapal partai agar tidak karam di tengah jalan.
       Akhirnya marilah kita sebagai kader dan pimpinan PBB tetap focus pada tugas tugas dalam menghadapi ferivikasi oleh KPU dan KPUD dan tidak sampai terpancing dengan berbagai usaha pihak pihak yang menghendaki PBB tidak lolos dalam Pemilu 2014. Hendaknya do’a selalu kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar PBB lolos sebagai Peserta Pemilu 2014 yang akan datang.(11 Dzulqaidah 1433 /27 September 2012).

Selasa, 28 Agustus 2012

Bulan 'JIHAD' di Pelupuk Mata, Persiapkan 'AMUNISI'mu



Bulan ‘JIHAD’ di Pelupuk Mata, Persiapkan ‘AMUNISI’mu

يآ ايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” [Al-Baqarah:183]
oleh Al-Faqir ilallah Abu Asybal Usamah
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, kami memuji-Nya, meminta bantuan dan pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi hidayah oleh-Nya, maka tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan oleh-Nya , maka tak ada seorangpun yang dapat member hidayah pada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah saja dan aku bersaksi bahwa Muhammad aadalah hamba dan Rasul-Nya/ shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan mulia, Rasulullah Muhammad, keluarga, sahabat dan orang-orang yang sitiqamah dari golongan orang beriman dan bertaqwa.
Saudara/iku,
Bulan puasa sudah tinggal beberapa minggu lagi. Hari demi hari kedatangannya begitu terasa. Apalagi bagi mereka yang merindukan bulan ini. Di bulan ini sarat dengan perjuangan. Baik itu secara historis maupun ideologis. Secara historis kita bisa melihat bagaimana ummat Islam di awal periode madinah, mereka generasi terbaik mengangkat panji Islam dan senjata untuk melawan pengusung panji kekufuran dari barisan musyrikin Makkah. Dan perjuangan ideologis adalah dengan meneguhkan diri diatas ketaqwaan dan pengabdian, mendakwahkannya, sabar diatas jalan beramal dan dakwah.
Kita mengetahui perang badar kubro terjadi pada bulan Ramadhan. Mereka turun ke medan juang melawan arogansi kekufuran.  Mereka melakukan jihad secara syar’i (ini adalah tuntutan syar’i yang maknanya tidak bisa diruba yaitu perang melawan orang kafir, terbunuh atau menang) dan secara bahasa (dalam konteks ini jihad memiliki makna yang luas dan melakukannya tidak cukup menggugurkan kewajiban jihad syar’i).
Ulasan jihad yang dipaparkan Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya ‘zaadul ma’ad fi hahdyi kahiril ‘ibad’ memberikan kita gambaran tentang tingkatan jihad.
Saudara/iku,
Beliau membagi tingkatan jihad ada empat: jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan syaithan, jihad melawan orang kafir dan jihad melawan orang munafiqin. Keempat tingkatan tersebut meggambarkan urgensi jihad itu sendiri. Jihad melawan munafikin ditaruh diposisi keempat karena mereka orang-orang yang berbaju Islam namun menusuk Islam dan kaum muslimin dari belakang. Namun hanya Allah lah yang mendatangkan madharat.
Namun kelihatannya kita belum sanggup (karena kelemahan kita) melakukan jihad yang tingkatan ketiga atau keempat.  Mengapa? Karena untuk mengukur kualitas dia bisa teguh di medan pertempuran aadalah mereka yang telah terbiasa dan tegar melawan hawa nafsunya dan memerangi syaithan sehingga mereka tegar pula dalam menghadapi orang-orang kafir dan munafikin.
Terus, bagaimanakah kita jihad melawan hawa nafsu? Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah mengatakan:
فجهاد النفس أربع مراتب أيضا : 

إحداها : أن يجاهدها على تعلم الهدى ودين الحق الذي لا فلاح لها ولا سعادة في معاشها ومعادها إلا به ، ومتى فاتها علمه شقيت في الدارين . 

الثانية : أن يجاهدها على العمل به بعد علمه ، وإلا فمجرد العلم بلا عمل إن لم يضرها لم ينفعها . 

الثالثة : أن يجاهدها على الدعوة إليه ، وتعليمه من لا يعلمه ، وإلا كان من الذين يكتمون ما أنزل الله من الهدى والبينات ، ولا ينفعه علمه ، ولا ينجيه من عذاب الله

الرابعة : أن يجاهدها على الصبر على مشاق الدعوة إلى الله وأذى الخلق ، ويتحمل ذلك كله لله . فإذا استكمل هذه المراتب الأربع صار من الربانيين ، فإن السلف مجمعون على أن العالم لا يستحق أن يسمى ربانيا حتى يعرف الحق ويعمل به ويعلمه ، فمن علم وعمل وعلم فذاك يدعى عظيما في ملكوت السماوات . 
Adapun jihad melawan hawa nafsu, ia juga memiliki empat tingkatan:’
Pertama: ia memeranginya dengan cara menuntut ilmu Al-Huda (Islam) dan dinul Haq, yang tidak ada kejayaan dan kebahagiaan dunia akhirat kecuali dengannya (Islam). Dan ketika seseorng melawatkan belajar ini, maka ia akan sengsara dunia akhirat.
Kedua: memeranginya dengan mengamalkan apa yang ia pelajari (mengamalkan Islam), kalau tidak ilmu itu akan membahayakannya atau tidak memberikannya manfaat.
Ketiga: memeranginya dengan mendakwahkannya, mengajarkan orang belum mengetahuinya. Kalau tidak dia terancam masuk kedalam golongan orang yang menyembunyikan petunjuk yang diturunkan oleh Allah. Ilmunya tidak bermanfaat baginya bahkan akan berbuah adzab.
Keempat: memeranginya dengan bersabar diatas kesulitan dakwah dan disakiti orang (baik verbal maupun nonverbal.red). ia menanggung semua beban tersebut. Jika ia menyempurnakan tingkatan ini, maka dia akan termasuk golongan rabbaniyyin. Karena salasushshalih sepakat bahwa seorang tidak dikatakan kecuali dia mengetahui yang haq, mengamalkannya dan mengajarkannya. Barangsiapa berilmu, beramal kemudian mengajatkkan ilmunya, maka itulah orang yang disebut terhormat di singgasana langit.

Saudara/iku,
Begitu berharganya momen ramadhan ini untuk menempa diri. Dari nama saja sudah tercermin. Arti ramadhan adalah panas. Panasnya padang pasir saat itu yang terasa membakar kulit. Maka dibulan ini, kita pun mengambil pesan bahwa keteguhan kita pun dibakar dan dipanggang hingga benar-benar berada pada tempaan keimanan. Dan tujuan dari difardhukannya puasa dan jihad tidak lain agar kita menjadi orang yang bertaqwa.
Sejalan dengan itu, pertempuran pun memerlukan persiapan. Ketika berada dimadinah dan tekanan dari pendudukan Mekkah masih berjalan. Maka Allah terlebih dahulu mengizinkan (belum mewajibkan) kaum muslimin untuk berperang membela diri. Namun, ketika melihat kondisi kaum muslimin yang masih terbilang lemah, maka mereka diperintahkan i’dad, ayat 60 surat Al-Anfal (hal ini berkenaan dengan fase-fase difardhukannya jihad).
Apa yang kita persiapkan di bulan ‘JIHAD’ ini? Apakah siap melawan hawa nafsu kita? Apakah kita sudah mengalahkan nafsu kita? Betapa banyak dosa yang kita perbuat, kelalaian, kekhilafan. Sedangkan musuh-musuh Islam semakin menjadi. Apakah engkau berdiri di front pembawa panji Islam? Maka, menyambut bulan ‘jihad’ ini, persiapan ‘amunisi’mu.
و تزودوا ف إن خير الزاد التقوى
"Dan berbekal lah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa" [Al-Baqarah:179]
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsrannasi la ya’lamun

Selasa, 28 Februari 2012

Boediono Menyesal Jadi Wapres?

Jakarta Dalam sebuah kesempatan kunjungan di kampung halamannya, Blitar, Jawa Timur, Wakil Presiden Boediono, mengatakan dirinya masuk dalam pemerintahan (menjadi Wakil Presiden) bukan kemauan dirinya. Lebih lanjut dikatakan, proses menjadi RI 2 karena sebuah proses tarik-tarikan. Cita-cita Boediono sebenarnya adalah menjadi guru.

Selasa, 21 Februari 2012

Berpolitik Bagian Dari Dakwah


Allah SWT. telah menurunkan Risalah terakhir yang merangkum seluruh risalah nabi-nabi sebelumnya. Risalah yang bersifat “syaamilah mutakaamilah” (komprehensif dan integral). Risalah yang tidak ada satupun dimensi kehidupan kecuali ia mengaturnya secara sistemik baik secara global maupun secara spesifik. Oleh karenanya, Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah:208)
“Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.” (Al-Maidah:48)
Risalah Islam ini sesungguhnya “Risalah Nabawiyah” yang terakhir yang sengaja diturunkan sebagai “way of life” (cara hidup) bagi seluruh manusia. Oleh karenanya ia bicara tentang seluruh dimensi kehidupan manusia. Baik dimensi aqidah, ibadah maupun dimensi akhlak. Dan yang termasuk dalam tiga dimensi ini adalah masalah ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan. Di sini, tidak boleh ada yang melakukan dikotomi dalam ajaran Islam. Tidak ada yang mengatakan: “Islam Yes, Politik No”, dan tidak ada lagi yang mengatakan: “Dakwah Yes, Politik No”. atau mengatakan: “Yang penting adalah aqidah, yang lain nggak penting.”
Selanjutnya bagaimana kita memiliki pemahaman yang komprehensif ini dan memperjuangkannya dalam kehidupan kita. Yang akhirnya lahirlah pencerahan dan perbaikan dalam dunia ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan yang berimpact kepada kebaikan dan maslahat umat.
Tarbiyah Siyasiyah
Tarbiyah siyasiah yang bermakna pendidikan atau pembinaan politik adalah sangat urgent dipahami oleh setiap muslim. Karena pemahaman politik yang sejatinya, tidak sama dengan pemahaman selama ini dalam ilmu politik secara umum, yaitu berpolitik yang hanya dimaksudkan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Akan tetapi kita berpartisipasi dalam politik untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran ilahiah dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Berkuasa untuk melayani umat, dan memimpin untuk memperbaiki sistem yang tidak berpihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.
Oleh karenanya, seluruh aktivitas yang berkaitan dengan gerakan berpartai dan berpolitik, disebut dengan “Jihad Siyasi” (Perjuangan Politik). Dalam bahasa Imam Hasan Al-Banna, perjuangan ini dikatagorikan dalam marhalah “rukun amal” yang disebut “Ishlahul Hukumah” (Perbaikan Pemerintahan).
Keberhasilan dan kesuksesan berpolitik atau jihad siyasi harus berimpact kepada dimensi kehidupan yang lain. Harus berimpact kepada dunia pendidikan dan dakwah. Yang berujung kepada pencerdasan anak bangsa dan pencetakan generasi rabbani. Harus berimpact kepada dunia ekonomi dan sosial budaya. Yang berakhir kepada pemeliharaan aset-aset negara dan pendayagunaan kepada masyarakat yang lebih luas. Begitu juga mampu memelihara identitas atau jati diri bangsa yang bertumpu pada pondasi spirituil dalam aspek sosial budaya.
Seruan dan anjuran kepada umat Islam untuk kembali ke barak atau ke dunia dakwah saja dengan pemahaman yang sempit, karena alasan bahwa dunia politik adalah dunia “rawan dan beranjau”, dunia yang sarat dengan kebohongan, ketidak jujuran, khianat, gunjing-menggunjing, halal menjadi haram, haram menjadi halal, atau menyetujui demokrasi yang merupakan produk Barat, adalah sebuah seruan kemunduran dalam berdakwah. Bukankah seruan ini seperti orang yang mengatakan dulu: “Islam Yes, Politik No”. Sebuah adigium yang dulu merupakan musuh bersama umat Islam dan da’i yang mengajak kembali manusia kepada Islam secara kaffah atau komprehensif.
Dan bila ada sebagian kader yang tergelincir dan terjerumus dalam permainan sistem yang destruktif negatif, maka tugas umat, organisasi massa Islam atau organisasi politik Islam untuk menyiapkan sarana dan prasarana agar setiap yang terjun ke dunia politik tetap istiqamah dalam menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya dan  tetap menjaga integritas diri.
Baina Ad-Dakwah Was Siyasah
Apakah ada pertentangan antara dakwah dan siyasah atau politik?. Jawaban pertanyaan ini akan menyelesaikan kerisauan dan kegamangan kita dalam melakukan kerja-kerja dakwah selanjutnya yang bersinggungan dengan dunia politik dan langkah meraih kemenangan “Jihad Siyasi” dalam perhelatan pemilihan wakil-wakil rakyat dan pemimpin negeri ini.
Ayat di atas dan pengertian Islam yang didefinisikan oleh Imam Hasan Al-Banna di bawah ini adalah dalil yang menunjukkan tentang titik temunya amal da’awi dan amal siyasi dalam bingkai keislaman. Jadi tidak ada samasekali pertentangan antara dunia Dakwah dengan dunia Politik. Coba kita renungkan pernyataan Beliau dalam “Risalatut Ta’lim”:
الإسلامُ نِظَامٌ شَامِلٌ يَتَنَاوَلُ مَظَاهِرَ الحَيَاةِ جَمِيْعًا فهو دَوْلَةٌ وَوَطَنٌ أَوْ حُكَُوْمَةٌ وَأُمَّةٌ، وَهُوَ خُلُقٌ وَقَوَّةٌ أَوْ رَحْمَةٌ وَعَدَالَةٌ، وَهُوَ ثَقَافَةٌ وَقَانُوْنٌ أَوْ عِلْمٌ وَقَضَاءٌ، وَهُوَ مَادَّةٌ وَثَرْوَةٌ أَوْ كَسْبٌ وَغَِنىً، وَهُوَ جِهَادٌ وَدَعْوَةٌ أَوْ جَيْشٌ وَفِكْرَةٌ، كَمَا هُوَ عَقِيْدَةٌ صَادِقَةٌ وَعِباَدَةٌ صَحِيْحَةٌ سَوَاءٌ بِسَوَاءٍ
“Islam adalah nidzam (aturan) komprehensif yang memuat seluruh dimensi kehidupan. Ia adalah daulah dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau rahmat dan keadilan. Ia adalah tsaqafah (wawasan) dan qanun (perundang-undangan) atau keilmuan dan peradilan, ia adalah materi dan kesejahteraan atau profesi dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah atau militer dan fikrah, sebagaimana ia adalah aqidah yang benar  dan ibadah yang shahih ( benar).”
Dakwah yang bertujuan menyeru manusia untuk kembali kepada nilai-nilai Islam secara komprehensif bisa dilakukan oleh kader di manapun ia berada dan apapun profesinya. Apakah ia seorang ekonom, pengusaha, pendidik, teknokrat, birokrat, petani, buruh,  politikus (aleg) dan eksekutif (menetri) bahkan seorang presiden sekalipun.  Jadi dakwah bukan suatu yang antagonis dengan dunia politik, akan tetapi dunia politik merupakan salah satu lahan dakwah.
Semoga tulisan singkat ini mampu memberi energi baru dan gelora semangat bagi kita umat Islam  untuk menguatkan persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang lebih baik, yang diridhoi Allah swt. menuju “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.” Allahu Akbar Walillahi alhamdu.

Selasa, 14 Februari 2012


PBB Mencoba Kembalikan Kejayaan



Sejarah politik dan ketatanegaraan Indonesia mengenai Partai Masyumi yang pernah berjaya pada era Orde Lama dan obsesi ingin menghadirkan kejayaan mengilhami sejumlah tokoh mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB).

PBB yang didirikan 17 Juli 1998 dan berasaskan Islam pun tak segan mengklaim sebagai partai penerus Masyumi. Deklaratornya adalah Prof Dr Yusril Ihza Mahendra dan sejumlah tokoh lainnya.

Yusril, dikenal sebagai ahli hukum tata negara dari Universitas Indonesia (UI). Dia pernah menjabat Menteri Hukum dan Perundang-undangan (pada era Presiden Abdurrahman Wahid), Menteri Hukum dan HAM (era Presiden Megawati Soekarnoputri) dan pernah menjabat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Di PBB, Yusril semula menjabat ketua umum partai berlambang bulan dan bintang, namun kemudian kini menjabat Ketua Majelis Syuro PBB. Sejak 1 Mei 2005, Ketua umum DPP PBB dijabat Malam Sambat (MS) Ka'ban yang juga Menteri Kehutanan (Menhut) Kabinet Indonesia Bersatu.

Kepiawaian menangani manajemen partai melejitkan PBB sebagai peserta Pemilu tahun 1999 dan 2004. Pada Pemilu 1999, PBB memperoleh 13 kursi dan berhak membentuk Fraksi Partai Bulan Bintang (F-PBB). Namun hasil Pemilu 2004, dengan perolehan suara 2.970.487 pemilih (2,62 persen) dan mendapatkan 11 kursi di DPR, PBB harus bergabung dengan partai lainnya untuk membentuk Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (BPD).

Meski fraksinya bergabung dengan partai lain, tetapi popularitas PBB tidak tenggelam. Publik mengenal karakter dan ciri kadernya seperti Ali Mochtar Ngabalin dan Yusron Ihza Mahendra.

Platform Partai Bulan Bintang adalah persyarikatan yang berakidah dan berasaskan Islam. Ini berarti bahwa Islam menjadi dasar keyakinan baik sebagai sumber kebenaran maupun sebagai sumber nilai dan norma di dalam setiap aktivitas persyarikatan.

Sedangkan, program khusus yang dikembangkan Partai Bulan Bintang, di antaranya bidang kenegaraan/pemerintahan (dalam negeri), yaitu negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang merdeka dan berdaulat serta menempatkan hukum di atas segala aspek kehidupan, yang dikenal dengan istilah negara hukum (rechtsstaat) atau supremasi hukum.

Selain itu, memberdayakan/memfungsikan lembaga legislatif, dengan cara memperjelas ruang lingkup dan kewenangan serta memisahkan kedudukan Ketua MPR dan DPR.

PBB mendorong pengembangan otonomi daerah yang diperluas dan berimbang serta mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta dibuka peluang untuk dilakukan audit oleh akuntan publik atas kekayaan pejabat-pejabat tinggi negara.

Sejak didirikan, PBB mengupayakan pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, membangun budaya politik yang berakhlakul karimah, memperjuangkan dibuatnya Undang-Undang Toleransi Beragama serta mengembangkan provinsi menjadi 43 dengan 8 daerah istimewa dan 6 daerah khusus.

Untuk bidang luar negeri, PBB tetap konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif dengan tetap berdasarkan ideologi negara yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam. Meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan, terutama dengan negara-negara tetangga dan negara-negara Islam di seluruh dunia.

Selain itu, menentang segala bentuk kolonialisme, arogansi, penindasan dan dominasi dari negara-negara manapun dan menjalin hubungan dan kerjasama. Di bidang pertahanan dan keamanan, PBB memperjuangkan pemisahan yang tegas antara Polri dengan TNI serta menempatkan Polri di lingkungan Departemen Kehakiman RI. Memperjuangkan pemisahan jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan dengan jabatan Panglima TNI.

PBB mendorong penghapusan dwifungsi TNI dan TNI dikembalikan pada fungsi pertahanan dan keamanan atau kepada fungsi profesionalismenya, menghapuskan keberadaan TNI di DPR.

PBB mendorong penguatan pertahanan dan keamanan di bidang kelautan (maritim) untuk melindungi kepentingan Indonesia mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan.

Pemilu 2009
Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga yang akan diikuti PBB. Sebagai peserta Pemilu dengan nomor urut 27, PBB sudah menyusun strategi, termasuk dalam pengajuan calon presiden (capres) dan wakil presiden (Cawapres).

Untuk Capres, PBB telah menetapkan bahwa Ketua Dewan Syura DPP PBB Yusril Ihza Mahendra secara resmi diajukan menjadi calon Capres.

Keputusan mengusung Yusril ditetapkan melalui Mukernas IV Partai Bulan Bintang (PBB) pada 16 Juli 2008. "PBB memutuskan pencalonan kader terbaik PBB, Yusril Ihza Mahendra untuk maju pemilihan presiden 2009," kata Sekretaris Jenderal PBB Sahar L. Hasan.

Niat mencalonkan diri sebagai presiden sudah lama diungkapkan Yusril. Namun, saat itu PBB belum lolos verifikasi administrasi dan faktual. Setelah pasal peralihan UU Pemilu mengizinkan Parpol yang mempunyai kursi di DPR mengikuti pemilu tanpa harus mengikuti verifikasi, PBB langsung eksis.

Menanggapi pencalonannya, Yusril menyatakan siap bekerja full time (penuh) jika terpilih menjadi presiden. Secara fisik, usianya yang relatif masih muda akan mendukung dirinya untuk bekerja maksimal.

Dia mengemukakan, masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia terlalu kompleks untuk diselesaikan oleh sosok tua. Seorang calon presiden harus mampu mencurahkan seluruh pikiran dan rela meluangkan seluruh waktu untuk menyelesaikan persoalan masyarakat.

Yusril pernah memperoleh kesempatan untuk menjadi Capres pada 1998 ketika pemilihan dilakukan oleh MPR. Waktu itu dia mundur saat bersaing dengan Gus Dur.

Mengenai target pada Pemilu 2009, Yusril Ihza Mahendra saat berada di Balikpapan (3/8/2008) menyatakan bahwa partainya menargetkan meraih 10 persen suara. "Mencapai target itu tidak gampang, perlu kerja keras seluruh pengurus dan simpatisan Parpol," katanya.

Ia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, partainya mengambil langkah-langkah strategis, khususnya dengan mengubah citra partai. "Dulu PBB sebagai partai intelektual kota, maka sekarang kita ubah menjadi intelektual desa atau kampung-kampung," kata Yusril dalam pertemuan dengan pengurus Parpol berlambang bintang-bulan itu di Kantor DPC PBB Balikpapan.

PBB juga akan menghitung kembali kantong-kantong suara di desa yang ada di daerah pemilihan dan tempat pemungutan suara (TPS), untuk memprediksi banyaknya pemilih PBB di setiap TPS.

Bursa Calon Presiden 2014
Sosok Jenderal Tak Lagi Memukau Rakyat
 
Headline

INILAH.COM, Jakarta - Sosok jenderal pensiunan tentara diyakini tidak lagi menjadi tipikal figur impian rakyat dalam memilih presiden dan wakil presiden pada 2014.

Pengamat politik Universitas Paramadina Herdi Sahrasad menilai, berubahnya figur idaman rakyat dapat terlihat dalam berbagai ajang pemilukada baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.

"Rakyat di daerah sudah bisa menerima sosok sipil, tidak lagi mengidolakan tentara, ini realita yang terjadi di sebagian besar pilkada di Indonesia," terang Herdi, Sabtu (11/2/2012).

Pengidolaan rakyat terhadap jenderal pensiunan tentara merupakan dampak dari rezim militer Orde Baru yang menafikan sosok pemimpin sipil. Seiring berjalannya waktu, rakyat mulai sadar bahwa banyak figur sipil yang memiliki jiwa kepemimpinan kuat.
Banyak kepala daerah yang dianggap berprestasi saat ini justru bukan berlatar belakang tentara. Realita ini akan menjadi referensi bagi rakyat sehingga pada Pilpres 2014 tak lagi mengutamakan figur militer.
"Proses kesadaran rakyat ini sudah berjalan selama sepuluh tahun terakhir, dan akan terus bergulir hingga 2014. Tampaknya sosok jenderal tidak lagi memukau rakyat," terang Herdi. [mah]