Ole: Drs. Musin MK MSc. (Ketua MPW
PBB Jawa Barat)
DPW PBB Jawa
Barat tetap serius menuntaskan tugas penyelesaian berkas untuk ferivikasi
antara lain yang datanya masih kurang, yang diharapkan
sebelum batas akhir
pendaftaran sudah selesai
untuk disetorkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Siang dan malam terus dikerjakan oleh staf dan pimpinan wilayah agar apa yang diharapkan tersebut dapat terwujud, walau
dukungan dana, termasuk dari DPP sendiri sedemikian minimal. Namun kendala yang
konvensiaional ini, dana ya dana, tetap saja tidak mengurangi semangat
perjuangan dan berpartai, agar PBB khususnya di Jawa Barat bisa lolos dalam ferivikasi factual
yang akan dilaksanakan oleh KPUD.
Meskipun seluruh aktifitas dan kekuatan telah dicurahkan guna mensukseskan ferivikasi ini, namun para kader
dan pimpinan PBB tetap perlu mencermati berbagai kemungkinan penghambatan PBB agar tidak lolos dalam
Pemilu 2014 yang akan datang. Sebab dengan adanya kecenderungan dari Pemerintah dan KPU untuk membatasi jumlah Parpol perseta Pemilu 2014 ini hanya 17 saja, seperti isu yang
berkembang akhir akhir
ini, menunjukkan salah
satu hambatan yang jauh jauh hari harus
diantisipasi.
Sikap Partai Pesaing
Belum lagi dengan
sikap “partai Islam” lain yang dengan alasan masing masing berusaha untuk menjadikan partai mereka saja
yang akan mewakili ummat Islam dalam Pemilu 2014, sehingga perlu mengurangi saingan,
apalagi PBB telah
dikenal secara luas sebagai partai ideologis penerus Masyumi, yang tetap
bercita cita menjadikan syari’at Islam sebagai sumber hukum di negeri Indonesia ini.
Partai partai
sekuler pun tentu tidak senang pula dengan kehadiran PBB dalam Pemilu 2014, karena akan mendapatkan
lawan yang tangguh dalam
percaturan politik di Indonesia mengingat pengalaman masuknya partai Islam
modern ini dalam Parlemen pada Pemilu 1999 dan 2004. Namun mereka akhirnya rugi sendiri dengan tiada
keadiran PBB dalam parlemen, yang bagi PBB memberikan hikmah yang besar karena tidak terlibat dengan gonjang
ganjing korupsi anggota DPR dan memiliki produk undang undang yang lemah sehingga dapat digugat di Makamah Konstitusi (MK), bahkan oleh orang PBB, Prof Yusril Ihza Mahendra, Ketua Majlis Syuro yang kerap menggugurkan produk
Undang Undang buatan legislatif yang anggotanya dipandang lebih rendah kualitasnya dari pada hasil hasil Pemilu
sebelumnya.
Jika sesama partai
Islam menginginkan agar PBB tidak lolos dalam ferivikasi, maka bukan
saja dapat mengurangi saingannya, melainkan juga secara historis mereka merasa senang dan
gembira, karena partai yang bersimbol kiblat akan terwujud harapannya menjadikan partainya rumah besar ummat Islam. Sedangkan partai
yang simbolnya bulan kembar setelah Pemilu 1999 memang sudah berusaha menjadikan PBB tidak lolos dan semakin kecil dengan berbagai propaganda
politik melalui para kader dan pimpinannya, jika perlu dilakukan dengan cara
cara yang tidak etis dan Islami.
Apalagi partai
sekuler yang melihat
profile Yusril Ihza Mahendra sebagai tokoh nasional yang tiada tandingannya,
cerdas dan berani, dan itu sudah dibuktikan dalam berbagai kasus, mereka ketakutan jika jago
jagonya kalah dalam
Pilpres 2014, karena mempunyai pesaing yang berat juga cenderung agar PBB tidak
lolos dalam ferivikasi.
Perkuat barisan dan kekuatan
Menghadapi berbagai tantangan dan
rintangan seperti itu tentu para kader dan pimpinan PBB harus semakin memperkuat barisan, ukhuwah, persatuan dan kesatuan, bukan mengadakan perpecahan, sesuai dengan firman Alla Subanau
Wa Ta’a yang menegaskan: “Dan berpegang
tegula kamu kepada tali Alla dan jangan berpeca bela”. (QS. Ali Imran,
3:103).
Atas dasar ini sudah seharusnya semua kader dan pimpinan PBB focus bagaimana
mensukseskan ferivikasi agar bias lolos sebagai perserta Pemilu 2012, dan
berusaha memberikan
jawaban dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dengan cerdas, intelektuasl,
santun dan penuh
keberanian.
Bukanka Nabi
Muammad sallallahu ‘alaihi wassalam telah memberikan contoh dan teladan tentang bagaimana menghadapi hambatan dan rintangan dalam da’wah dan perjuangannya, yang benar benar
dia hadapi dengan cerdas,
intelektual, santun dan penuh keberanian, karena yang diperjuangkan adalah kebenaran dan tegaknya agama Allah di muka bumi ini? Dia berani bicara
secara langsung, dengan kecerdasan, keintelektualan, kesantunan dan keberanian
kepada orang dan pemimpin Kafir Quraisy dalam menjelaskan da’wah dan perjuangannya, diterima atau
ditolaknya, bakan dia berani menghadapi resiko apapun yang akan dialaminya dalam da’wah dan perjuangannya tersebut.
Karena itula kita
sebagai pengikut Nabi Muhammad
sallallahu ‘alaihi wassalam juga harus memiliki jiwa dan semangat
sebagaimana beliau, apalagi dalam menghadapi partai partai secular, sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan, “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang orang yang bersamanya adalah tegas terhadap orang orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama (mu’min)…”.
Tantangan dan
rintangan tentu datang bukan hanya dari luar saja, melainkan juga bias muncul dari dalam tubuh
PBB sendiri, yang tidak mustahil justru lebih berat. Lawan politik dari luar sudah jelas, apakah partai secular, terbuka atau partai
yang sama sama mengaku Islam tapi tidak senang jika ada pesaing, dan kita dapat
menghadapinya dengan
jelas dan terukur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bisa melalui jalur hukum dan konstitusional. Namun menghadapi musuh dalam selimut jauh lebih
berat, karena ada di dalam tubuh partai itu sendiri, yang akan menjadi duri dalam daging dan
kerikil yang dapat menyebabkan kendaraan partai tergelincir. Karena itu usaha untuk memecah belah internal partai perlu lebih diwaspadai, karena ada saja dalam
tubuh partai manapun
yang dinamakqan “pecundang dan penghianat” yang hanya mementingkan hawa
nafsu dan egosime dirinya sendiri, tanpa melihat kepentingan dan perjuangan secara keseluruan.
Tetap Focus pada tugas
Oleh karena itu guna mengantisipasi
masalah internal semacam
ini para kader dan pimpinan partai harus selalu memperkuat diri dengan senantiasa melakukan kerja
sama dan kekompakan dalam melaksanakan tugasnya, tidak saling curiga dan
menjatuhkan satu sama
lain, saling mengingatkan dan meluruskan, saling tegor sapa dan berusaha untuk saling memaafkan jiga ada
kesalahan dan
kekurangan.
Jika tingkat kesalahannya masih kecil harus segera diselesaikan secara baik
baik, namun jika kesalahannya
sudah besar, apalagi
sudah merusak citra
partai di dalam dan di luar, maka harus diambil langkah langkah tegas dan cerdas, antara lain untuk mendudukkannya secara hukum dan sesuai dengan konsitutisi
partai. Disini peran Badan Kehormatan Partai (BKP) Partai sedemikian penting dalam menyelesaikan kasus
internal partai, dan bagi Pimpinan DPW PBB harus berusaha meredam timbulnya gejolak internal partai yang lebih luas, yakni perlunya ketegasan dan
keberanian dalam mengambil keputusan untuk menyelamatkan kapal partai agar
tidak karam di tengah jalan.
Akhirnya marilah kita sebagai kader dan pimpinan PBB
tetap focus pada tugas tugas dalam menghadapi ferivikasi oleh KPU dan KPUD dan tidak sampai terpancing dengan berbagai usaha pihak pihak yang menghendaki
PBB tidak lolos dalam Pemilu 2014. Hendaknya do’a selalu kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar PBB lolos sebagai Peserta Pemilu 2014 yang akan
datang.(11 Dzulqaidah
1433 /27 September 2012).